Rabu, 28 Januari 2015

Contoh artikel sejarah "Perang Dingin"

Komunis dan Liberal Bertengkar, Indonesia Pilih Menyendiri
 Perang Dingin, merupakan perang ideologi tanpa adanya kontak fisik antar negara adidaya. Perang komunis melawan liberal merupakan kata lain dari Perang Dingin yang terjadi pasca Perang Dunia II (PD II). PD II yang dimenangkan pihak sekutu menghasilkan negara adidaya, yaitu Amerika Serikat (AS) dan Uni Soviet. AS  yang berideologikan liberal kapitalis ingin menguasai dunia dan menerapkan paham mereka di seluruh dunia. Akan tetapi, hal itu tidak selaras dengan keinginan Uni Soviet yang berideologikan komunis sosialis. Paham AS yang menitikberatkan pada kebebasan berbanding terbalik dengan Uni Soviet yang menitikberatkan pada kontrol pemerintah. Hal ini dapat dilihat pada perjanjian Post Dam pasca PD II. Dalam perjanjian ini, Jerman sebagai pihak yang kalah dalam PD II diserahkan kepada pihak yang menang. Dikarenakan pihak pemenang PD II ada banyak negara, Jeramanpun dibagi menjadi dua wilayah, yaitu Jerman Barat dan Jerman Timur. Jerman Barat dikuasai oleh AS, Britania (Inggris Raya), Perancis sedangkan Jerman Timur dikuasai oleh Uni Soviet. Jerman Barat menganut paham liberal termasuk dalam bidang ekonomi yang menyebabkan perekonomiannya berkembang pesat. Berbeda dengan yang terjadi di Jerman Timur yang menganut paham komunis, perekonomian mereka justru lemah. Sangat lemahnya perekonomian Jerman Timur mengakibatkan penduduk ingin pindah ke Jerman Barat yang perekonomiannya pesat. Uni Soviet yang mengetahui hal tersebut segera membangun Tembok Berlin sebagai pembatas antara Jerman Barat dan Jerman Timur.
    Setelah apa yang terjadi di Jerman, kedua negara adidaya mulai menunjukkan kekuatan mereka sebagai negara adidaya. AS membentuk NATO dan SEATO sebagai aliansi pertahanan termasuk di Jerman Barat. Uni Soviet juga tak ingin kalah dengan membentuk PAKTA WARSAWA sebagai aliansi pertahanan mereka. Setelah membentuk aliansi petahanan, kedua negara saling menunjukkan kekuatan mereka dengan bersaing dalam pembuatan senjata nuklir, senjata-senjata canggih, dan dalam bidang teknologi. Tujuan dari persaingan kekuatan ini sebenarnya hanya untuk mempertahankan status negaranya dan negara kekuasaannya. Perluasan Perang Dingin sendiri mencakup seluruh dunia, diantaranya ikut terlibat dalam Perang Komunis Cina, Perang Korea, Perang Misil Kuba, dan Perang Vietnam. Diantara keempat perang tersebut, pada Perang Misil Kuba lah puncak Perang Dingin terjadi. Dikarenakan Kuba yang berada dekat dengan AS mendeklarasikan diri menjadi negara komunis. Hal ini membuat AS merasa terancam karena Uni Soviet membangun instalasi nuklir disana. Hingga akhirnya AS dan Uni Soviet menandatangani perjanjian pembongkaran instalasi nuklir mereka, AS di Turki dan Uni Soviet di Kuba. Perang Dingin sendiri pada akhirnya dimenangkan oleh AS setelah runtuhnya Uni Soviet pada tahun 90an yang mengakibatkan kekuatan Uni Soviet melemah dan kaum komunis sekarang berdomisili dominan di Rusia. Akan tetapi, hingga kini Perang Dingin itu sendiri masih terjadi di Korea antara pihak liberal dan komunis yang membantu perang antara Korea Utara yang berpaham komunis dengan Korea Utara yang didukung oleh AS sebagai kaum liberal.
    Dampak dari Perang Dingin ada positif dan negatifnya. Dampak negatif diantaranya merasa tidak amannya seluruh negara di dunia karena adanya perlombaan senjata nuklir pada Perang Dingin, banyaknya korban jiwa yang meninggal pada Perang Korea dan Perang Vietnam, banyaknya uang biaya yang dikeluarkan untuk membuat senjata canggih demi kejayaan negara. Sedangkan dampak positifnya adalah majunya industri militer dengan pesat yang membantu membentuk kehidupan kemasyarakatan, kebijakan, dan hubungan luar negeri negara yang bersangkutan serta majunya IPTEK di negara-negara yang terlibat Perang Dingin terutama AS dan pecahan Uni Soviet.
    Sementara di dunia ini dilanda kekhwatiran akibat Perang Dingin, Indonesia mengambil sikap atas peristiwa ini dengan mengambil kebijakan Gerakan Non Blok (GNB) dengan beberapa negara lainnya yang mencoba meredam Perang Dingin antara Blok Barat (Amerika Serikat) dan Blok Timur (Uni Soviet) agar tidak pecah dan menjadikan Perang Dingin menjadi Perang Dunia III. Dengan sikap Indonesia yang non blok tidak lantas Indonesia lepas dari Perang Dingin. Indonesia yang melaksanakan “Politik Bebas Aktif” membuat kedua negara adidaya yang sedang berperang mencoba merayu Indonesia agar memihak salah satu dari mereka. Berbagai cara dilakukan untuk mendapatkan dukungan Indonesia karena lokasi Indonesia yang strategis dan SDA yang melimpah. Namun, Indonesia tetap teguh pendirian dengan melakukan GNB dan tidak memihak siapapun.

Sabtu, 24 Januari 2015

Tips ampuh menghilangkan stress

Buat kalian semua yang lagi stress jangan khawatir, gue bakalan share tentang tips ampuh menghilangkan stres buat kalian semua. Berikut tips-tipsnya :
  1. Tips yang pertama yaitu jangan menunda pekerjaan sehingga semakin menumpuk. Salah satu penyebab stress terkait dengan  masalah pekerjaan yang menumpuk. Jika kita tidak menunda-nunda pekerjaan yang dapat kita kerjakan lebih dahulu tentu tidak ada kata pekerjaan menumpuk. Sehingga stress kemungkinan besar tidak menimpa kita.
  2. Tips yang kedua yaitu memiliki keberanian untuk berkata tidak terhadap sebuah pekerjaan baru yang dibebankan kepada anda yang tidak ada kaitannya dengan pekerjaan anda yang sekarang. Ini akan mengakibatkan pikiran anda menjadi tidak fokus dan menjadi terbelah dua yang bisa menyebabkan stress muncul.
  3. Tips berikutnya untuk menghilangkan stress yaitu dengan melakukan aktivitas atau kegiatan-kegiatan yang menyehatkan seperti berolahraga dengan berjalan kaki atau berlari-lari santai. Aktivitas tersebut mampu membuat anda merasa lebih rileks, dapat juga menurunkan tekanan darah serta menghasilkan hormon endorfin yang dapat menghilangkan stress tersebut.
  4. Tips berikutnya yaitu selalu berusahan belajar menerima diri sendiri dan segala kondisi yang sedang kita alami baik itu terkait dengan segala nikmat dan segala cobaan yang diberikan oleh Tuhan YME kepada diri kita.
  5. Selalu memiliki positive thinking atau selalu berpikiran positif terhadap segala masalah yang menimpa kita serta berusaha memetik semua pelajarannya. Sehingga ke depannya kita menjadi pribadi yang lebih baik lagi daripada sebelumnya.
  6. Menghibur diri sendiri merupakan salah satu tips efektif untuk menghilangkan stress tersebut. Luangkan waktu sebentar di padatnya aktivitas anda dengan menghibur diri sendiri dengan berbagai hiburan yang anda sukai seperti bermain games, mendengarkan musik yang anda minati, menonton film yang anda sukai atau kegiatan-kegiatan lainnya yang dapat menghibur anda.
  7. Berusaha fokus terhadap sebuah pekerjaan yang ada di hadapan anda. Melakukan pekerjaan banyak dengan waktu bersamaan dapat juga menimbulkan stress. Oleh karena itulah, selesaikan satu pekerjaan terlebih dahulu kemudian berpaling untuk mengerjakan pekerjaan lainnya. Ini juga mampu menghilangkan stress pada diri anda.

Kisahku Hari Ini

Kisahku Hari Ini
 (oleh Greeneshelf)

   Cinta? Anugrah Allah-kah atau nafsu manusia? Tapi cinta itu indah. Cinta itu memabukkan. Membuat orang yang berpikir jernih jadi hilang kendali. Membuat orang yang awalnya khilaf jadi terkendali. Itulah cinta. Cinta bisa datang kapan saja dan dimana saja tanpa diri kita sadari. Tapi cinta itu halus. Sangat halus. Maka dari itu, cinta mudah hilang jika tidak dijaga. Dan cinta itu mudah singgah dihati setiap insan. Seperti cinta yang tiba-tiba datang pada hatiku ini. Entahlah, aku tak tahu! Ini rasa cinta atau hanya sekedar kagum. Kenyataannya, hatiku sendiri juga tak tahu. Mungkin hanya Allah-lah yang tahu. 
   Sabrina. Namaku Annisa Dzikrul Sabrina. Setiap orang pasti bisa menebak arti dari namaku. “Perempuan yang selalu berdzikir dan bersabar”, itulah artinya. Indah bukan? Tapi, aku bukannya menyombong. Seringkali aku berpikir bahwa nama itu terkadang kurang sesuai denganku. Dzikir artinya mengingat Allah. Sementara aku, masih belum sesempurna itu. Aku masih manusia biasa yang banyak zalimnya. Tapi aku selalu mencoba agar diriku bisa menjadi seperti arti namaku, dan memang pantas memakai nama itu. Amin Ya Allah.
   Sore itu, selasa 8 April 2014, dalam perjalanan pulang sekolah, tanpa sengaja aku menemukan salah satu dari sosoknya. Sosok yang selama ini terselip dalam setiap do’aku. Namun sejujurnya, aku tak terlalu berharap pada sosok yang aku temui itu. Hanya saja, hati ini mengatakan bahwa dia mungkin salah satu dari Junaidil-Nya. Ah, terlalu berlebihankah aku? Tapi sungguh, ketika ku melihat sosoknya untuk pertama kali, aku merasa ada jiwa priayi dalam pribadinya. Menunduk dalam kealiman dan terbalut dalam pakaian islami. Dia mengenakan saroong dan baju koko coklat yang semakin membuatnya tambah berwibawa. Sosok itu selalu menunduk dalam malu-malu.  Mungkin dia terlalu menjaga syahwatnya. Subhanallah, apakah ia salah satu santri pondok pesantren? Aku tak tahu.
   Hari itu, aku dan sosok alim tadi menaikki angkutan umum yang sama. Dengan seizin Allah, terjadilah tragedi yang mungkin tak kan pernah terlupakan dalam hidup kami. Angkutan umum yang kami naiki tiba-tiba kehabisan bahan bakar. Otomatis, sopir angkutan kami pergi mencari bahan bakar dan ia meninggalkan kami sendirian. Hanya berdua. Hanya ada aku dan sosok alim itu didalam angkutan umum tadi. Keadaannya makin canggung, manakala sang sopir tak kunjung datang. Sebenarnya tidak masalah, hanya saja aku merasa kurang nyaman terjebak di dalam angkutan umum bersama orang yang tak kukenal. Apalagi ia seorang lelaki yang sangat menjaga syahwatnya. MasyaAllah!!
   Dalam keadaan itu, aku mencoba berdzikir agar syaitan tak datang diantara kami. Namun sayang, syaitan itu terlalu kuat untuk kuhalangi datang. Dzikirku ternyata tak mempan menahan godaan syaitan itu. Syaitan pun perlahan menyusup kedalam mataku. Ah, aku kalah! Syaitan itu terus membujukku untuk melirik sesaat pada sosok alim yang duduk didepanku itu. Tanpa terduga, mata kami bertemu, dan dengan spontannya sosok itu menunduk kembali. Sejenak ku lihat bibirnya lirih berkata istighfar. Akupun akhirnya ikut menunduk. Astaghfirullahal’adzim, aku malu sekali. Aku seperti Zulaikha yang ketahuan membujuk Yusuf untuk berzina. Ya Robb, ampuni dosa hambaMu ini!
   Untungnya, keadaan canggung ini tak berlarut semakin lama. Sopir yang meninggalkan kami tadi telah kembali, dan angkutan umum ini akhirnya melaju lagi. Menuju tempat pemberhentian terakhir, yaitu Alun-Alun Kota Kediri. Sayangnya, hari itu, aku dan si alim sepertinya kurang beruntung. Ketika sampai di Alun-Alun, hujanpun tiba-tiba datang. Bisa tidak bisa kami harus turun, karena memang disitu tempat terakhir pemberhentian angkutan yang kami naikki. Sosok alim itu turun terlebih dahulu. Dia berlari menuju halte bis yang terletak di selatan alun-alun kota. Kulihat pakaiannya sedikit basah karena terkena hujan. Subhanallah, ada rasa tak menentu dihatiku ketika melihatnya berlari dalam hujan. Siapakah dia sebenarnya Ya Allah?
   Akupun akhirnya menyusulnya turun dan berjalan ke arah halte bis, dimana sosok alim itu kini berdiri. Aku tak berlari, meskipun hujan saat itu cukup lebat. Kubiarkan air hujan ini membasahi pakaianku. Aku tak mau cepat-cepat menuju ke halte itu. Aku takut kami akan berada pada keadaan seperti di angkutan umum tadi. Maka dari itu, kuperlambat langkah kaki ini dan membiarkan hujan memeluk tubuhku dengan dinginnya. Biarlah badan ini basah, asalkan hatiku tidak basah karena banyak memikirkan sosok yang bukan mahromku itu.
   Namun, siapa yang bisa menjamin kalau kondisi seperti tadi tidak akan terulang dua kali? Hidup itu seperti sejarah. Dimana tragedi yang satu telah berakhir, maka akan muncul tragedi yang lain. Seperti kejadianku bersama sosok alim yang kini tanpa sengaja sosok itu melihat kearahku. Dalam keadaan basah kuyup, aku terus berjalan menuju ke tempat ia berdiri. Entah apa yang ia lihat pada diriku. Mungkin rasa kasihan pada seorang gadis yang basah kuyup atau apapun itu, aku seperti terhipnotis. Terus berjalan kearahnya dan memandangi tatapannya cukup lama sekali. Seperti halnya tadi, ia tiba-tiba menunduk dan bibirnya tampak berkomat-kamit. Pasti dia beristighfar lagi. Sekarang aku merasa seperti kisah-kisah di ftv yang sering kulihat. Mungkin rasanya seperti ini ya. Pantas saja banyak aktris yang terlibat cinta lokasi. 
   Pada akhirnya, tibalah dipenghujung kisah kami ini. Bis yang kami tunggu telah datang. Dan mungkin inilah angkutan umum terakhir yang kami naiki untuk menuju tujuan kami masing-masing. Rumah. Sayangnya, kami tak satu angkutan lagi. Dia menaiki bis yang berbeda jurusan denganku. Samar-samar, sebelum ku melihat sosoknya hilang kedalam bis, ku mendengar dia berucap lirih ketika masih di halte tadi. “Annabi”, itulah katanya. Mungkinkah itu namanya? Aku tak tahu. Yang  jelas kisah ini telah kupatenkan dalam memoriku. Dan sore yang hujan itu, menjadi saksi atas kisahku hari ini.
   Ku memandang keluar jendela bis. Menyaksikan kotaku terbalut dalam hujan. Sosok itu, jika Allah berkehendak, pasti kita akan bertemu lagi. Entah dengannya lagi, atau dengan sosok lain yang menyerupainya. Aku tak tahu. Tapi rahasia Allah itu pasti indah dan terbaik bagi setiap hambaNya yang bersyukur. Amin...  
 “Jika Cinta itu Diba-an, maka aku adalah seorang pendaki
Yang telah sampai dipuncak rindu
Untuk menantikan detik-detik pertemuan denganMu,
Seperti halnya para perindu Rasulullah SAW
Yang telah sampai pada bagian Mahallul-Qiyam”

Rabu, 21 Januari 2015

Contoh review movie : 5 CM



Movie Review: 5cm

            5cm is an movie which tell about friendship of five person. This movie tries to tell you about many things in friendship, dreams, life, love and spirit to be a winner.
            Zafran (Herjunot Ali), Genta (Fedi Nuril), Arial (Denny Sumargo), Riani (Raline Shah), and Ian (Saykoji) are Five person who have very strong union friendship. One night, They togather at Arial’s home. They talk about boredom with last ten years their activities. Then, Genta think that they are not allowed to meet and communication for three months. All agrees with that statement. Then, they do their activity by theirselves. Ian finish his thesis from university and graduated soon. Genta and Riani work in the office. Arial focus to run after his love in GYM and try to say hello. Zafran tries to be closer with Dinda (Pevita Pearce)-Arial’s sister and get her love by calling her everyday.
            Someday before Three Months, Genta send a message to all, he wants all prepare something for a trip and try to jogging everyday. Then, they meet in the Railway station of Jakarta and go to the Malang. Genta say that its will be a fantastic and unbelieveable moment they do ever. When they in the Malang, Genta tell all that they will go to the Semeru volcano. Before starting the journey, Zafran say,”I have take the top of volcano and we in here”(to point at 5 cm in front of eyes)then each of them says, “What we need at the moment are only feet which will walk farther than usual, hands which will do much more than usul, eyes which will stare longer than usual, necks which will look up more frequently than usual, layers of will which are a thousand times stronger than steel, hearts which will work harder than usual and mouths which will always pray”. Then, they start walk with their dreams and certainty. Finally they can standing up in the top of volcano with proud and happy.
            5cm is one of the best movie which present about how beautiful Earth of Indonesia. This movie present beautiful Semeru volcano and the culture with beauty visualization. That make this movie look natural. Good job for director and crew of movie. Beside the visualization, 5cm supported by great music and  young actors and actresses.
            From all we can conclude, that in our life we must have dream, plan, and goal to be success. We can learn from this movie about it. And we can learn how important friendship in our life to support us for grab our dreams.

Contoh artikel sosiologi




Kriminalitas Dunia Pendidikan di Indonesia
Dunia pendidikan di Indonesia sekarang ini sedang dalam masalah maraknya kriminalitas di kalangan pelajar. Banyak siswa di sekolah maupun di luar sekolah yang melakukan penyimpangan, mulai dari penyimpangan yang ringan hingga berat. Penyimpangan yang akhir-akhir ini sering terjadi adalah Tawuran antar pelajar, pelajar yang mengkonsumsi narkoba dan miras , dan pelecehan seksual oleh pelajar maupun guru. Tindakan kriminalitas tersebut merupakan bentuk penyimpangan yang berat yang terjadi di masyarakat khususnya dunia pendidikan. Dunia pendidikan yang seharusnya mendidik anak untuk memiliki pribadi yang baik hanya melakukan pengajaran mengenai materi belajar. Hal seperti itulah yang membuat para pelajar sekarang ini hanya pintar secara akademik.
            Kemampuan akademik pelajar yang sangat tinggi tidak diimbangi dengan kemampuan mereka dalam berperilaku. Ketidakseimbangan ini menyebabkan para pelajar melakukan penyimpangan sosial. Dunia pendidikan di Indonesia yang semakin lama jam belajarnya semakin padat dan lama juga membuat pelajar kurang sosialisasi dan mengakibatkan penyimpangan sosial. Kurangnya sosialisasi para pelajar dengan lingkungan masyarakat membuat mereka kurang mengenali lingkungan hidup mereka. Selain kurangnya sosialisasi terhadap lingkungan, peran keluarga juga mempengaruhi perilaku menyimpang pelajar. Karena keluarga merupakan lembaga utama dalam upaya pengendalian sosial. Akan tetapi, banyak para orang tua sekarang ini yang menyerahkan pengendalian sosial anaknya sebagai pelajar kepada lembaga pendidikan dimana anaknya belajar. Tindakan seperti itu membuat para pelajar melakukan penyimpangan sosial berupa kriminalitas di luar sekolah dikarenakan minimnya pengawasan.
            Kriminalitas di dalam sekolahpun juga sering terjadi. Para pelajar sering melakukan pemalakan terhadap temannya sendiri (Premanisme), serta melakukan pelecehan seksual terhadap temannya sendiri. Akibat kurangnya pengawasan dari pihak sekolah yang seharusnya sekolah menjadi tempat pembangkangan yang positif menjadi tempat penyimpangan yang negatif. Kriminalitas dunia pendidikanpun tidak hanya dilakukan oleh para pelajar saja. Gurupun yang seharusnya memberikan contoh baik kepada muridnya malah melakukan tindakan pelecehan seksual terhadap muridnya dan melakukan kekerasan yang berlebihan kepada muridnya. Hal inilah yang membuat nama dunia pendidikan tercoreng. Dunia pendidikan yang seharusnya menjadi tonggak kebangkitan negara malah menjadi penghancur negara sendiri. Sampai kapankah hal ini akan terjadi?.

Sabtu, 17 Januari 2015

Kediri Tempo Dulu

 alun-alun kediri

 pabrik pontiac dan chevrolet di kediri

 klenteng kediri

 jembatan lama kediri

masjid agung kediri

Sekilas Tentang Old Trafford



Old Trafford resmi menjadi markas baru Manchester United pada musim 1909-10 yang berawal saat ketua Manchester United saat itu John Henry Davies membeli tanah senilai 60 ribu Dollar. Stadion ini dirancang oleh Archibald Leitch dengan anggaran sekitar 30 ribu Dollar hingga selesai. Rencana awal dideskripsikan bahwa stadion Old Trafford dapat menampung lebih dari 100.000 penonton , walau hingga akhirnya kapasitas resminya tercatat 76.212 penonton.
Pertandingan pertama di Old trafford dilaksanakan pada tanggal 19 Februari 1910 melawan Liverpool yang dimenangkan oleh Liverpool dangan skor 3-4.

Manchester United Midfielder Legend's


AMO

 AMO 
(oleh Ashfi Raihan)

Ini adalah sudut hidupku yang kurasa kelam. Tak ada seorang pun yang mau mengerti diriku, kehidupanku, dan masalahku. Tak ada. Untuk apa mereka peduli denganku. Toh, takkan mendatangkan uang untuk mereka jikalau peduli denganku. Bahkan, bila mereka peduli denganku, itu malah membuat rugi. Karena mereka harus membayar kepedulian mereka.
Memang inilah peranku dalam drama jagad fana ini. Bukan dari golongan atas yang bisa dengan bersantai dan berpuas diri dengan harta mereka. Aku hanya bak debu jalanan, yang mengganggu disetiap helaan nafas manusia. Seperti sampah yang mengotori kota, dan harus segera disingkirkan.
“Amo, ngapain kau bengong disitu? Ayo jalan sana. Kawan-kawan kau sudah pada jalan itu.”
Suara Bang Togar membuyarkan lamunanku.
“Iya, Bang.”
Amo adalah namaku. Pemberian teman-teman disini. Sehari-hari, pekerjaanku hanyalah mengamen dibeberapa jalan protokol dan lampu merah di Jakarta. Ya, kota metropolitan dengan hiruk pikuknya yang memusingkan.
Bila tak nekat, tak dapat makan. Itulah slogan hidup yang selalu kudengar dari BangTogar dan teman-teman ngamenku lainnya.
Jakarta itu kejam. Itu kata orang. Menurutku, ia lebih lagi. Jakarta itu, bagaikan sebuah kandang berisi beratus-ratus harimau lapar, dan hanya ada beberapa domba. Siapa cepat dan kuat bertarung, ia yang dapat makan. Tapi, yang dapat makan pun, juga harus siap bila suatu saat harus dimakan harimau yang lainnya.
Aku yang dulu bukanlah yang sekarang, dulu ditendang sekarang ku disayang...
“Makasih, Om.”
Hidupku, hanyalah seorang pengamen, pulang malam, selalu bawa uang recehan...
“Makasih, Pak.”
Seperti itulah sepotong lagu, dan kata yang selalu keluar dari mulutku tiap kali mendapat uang dari para sopir-sopir dermawan itu. Berbekal gitar mungil yang kudapat turun-temurun dari para pendahuluku di dunia mengamen, aku mengumpulkan tiap keping uang logam. Bukan untukku sepenuhnya. Aku harus setor uang hasil ngamen itu kepada Bang Togar, sebagai bos pengamen dan pengemis, baru setelah itu aku mendapat bagian beberapa ribu dari hasil ngamenku itu dan kuberikan pada Emak. Ya, dialah satu-satunya keluarga yang kupunya di Jakarta ini. Selain adikku yang sedang bersekolah di Semarang tentunya.
“Lu dapet berapa, Mo?” Otoy menghampiri dengan memicingkan mata. Maklum, Jakartadisiang hari panasnya memang sangat menyengat.
“Sekitar 20-an. Elu dapet berape?”
“Tau ni, lagi sepi, kayaknya cuman 10.”
Suka duka pengamen jalanan memang seperti ini. Kadang hasil banyak, kadang malah gak dapet sama sekali. Tapi kalau itu sampek terjadi, siap-siap gak dapet jatah dari Bang Togar.
“Kagak ape-ape, ini pan baru jam 12. Nanti gua bantuin dah.”
“Serius, Mo?” Mukanya mulai girang mendengar aku akan membantunya mendapatkan hasil yang lebih banyak.
“Iye. Dah sono, elu ngamen lagi.”
“Iye Mo, makasih ye.”
Aku seneng bisa bantu Otoy. Dia dari dulu memang tak begitu percaya diri kalau harus menyanyi didepan banyak orang. Cuman karena himpitan ekonomi yang memaksanya buat ngubur dalam-dalam rasa mindernya itu.
***
Pagiiniadajadwalbelajar di rumahsinggah “JAYA”. Ya, sejakbeberapabulanlalu, para aktifismahasiswadaribeberapauniversitas di sekitar Jakarta, menggalangsolidaritasuntukmendirikanrumahsinggah. Tujuannyatentu kami-kami ini para anakjalanan. Merekamengajarmembaca, menulis, danberhitung. Kadangkalamerekajugamengajak kami menonton film kartundarisebuahlayarproyektor. Semuaterasamenyenangkan disela-sela pekerjaan kami.
Awalnya Bang Togar, bos ngamenku dan beberapa kawan disini, tidak mengizinkan kami ikut menjadi bagian dari rumah singgah. Tapi, karena kami mengancam akan melaporkan mereka ke kantor polisi, akhirnya Bang Togar pasrah dengan kami. Setiap hari Senin dan Kamis, kami diberi izin libur mengamen. 2 hari itu sudah sangat cukup sekali bagiku, sebenarnya. Mengingat, dari pekerjaan inilah aku dapat uang untuk makan sehari-hari.
Saat ini adalah sesi motivasi. Bagian ini yang paling tidak menarik bagiku. Karena, toh kalau kita tak mau berusaha, sebuah kata motivasi hanya akan jadi angin yang mampir sebentar. Tak akan berbuah hasil bila hanya terus didengungkan tanpa tindakan.
“Kalo gue nih, mau jadi pilot. Bisa nerbangin pesawat. Bisa ngajak emak abah gue jalan-jalan sampek ke bulan.” Ucok berkata dengan lantang. Usianya hampir sama denganku. Tapi, dia sudah sangat mahir dalam mengendarai kendaraan, entah motor, mobil, bahkan baru-baru ini, ia berhasil belajar mengendarai truk.
Semua yang ada sontak tertawa mendengar pernyataan Ucok.
“He, emang pesawat bisa nyampek ke bulan? Dasar tukang ngayal.”
Oji yang paling keras menyuarakan pendapat atas cita-cita Ucok.
Dalam hati, Amo sebenarnya juga kerap kali berkata dengan lantang tentang cita-citanya. Tapi, untuk apa punya cita-cita? Toh, hidupnya masih begini-begini sajaa. Ia masih mengamen. Penghasilan dibagi dengan bos preman. Belum lagi kalau kena ciduk SatPol PP. Masalahnya justru tak pernah selesai hanya dengan ia punya cita-cita.
Dulu, di lingkungan kelurahannya, ia pernah mendengar ada orang sedang berdemo atau apalah itu namanya. Orang itu berbicara didepan podium. Orang itu berkata bahwa anak-anak terlantar diasuh oleh negara, unit kecilnya ada kelurahan, dan orang itu akan memfasilitasi untuk perealisaian hal tersebut.
Bah, apa bukti nyatanya sekarang? Dia melenggang ke kantor kelurahan sedangkan kami anak jalanan miskin, masih saja terlantar.
“Amo, besok ikut Kakak bisa?”
Kak Ratna menghampiri Amo yang sedang serius menulis esai tentang cita-cita.
“Kemana, Kak?”
“Ke museum Fatahillah. Kan kamu pengen banget belajar sejarah disana. Jangan lupa bilang ke Emak, ya. minta izin.”
“Bang Togar?” Tanpa pikir panjang, aku menanyakan perihal Bang Togar. Ya, Bang Togar adalah penguasa bagiku. Kalau dia bilang tidak, berarti tidak ada kata lain, selain menurut.
“Udah tenang aja. Itu urusan kakak. Mau, kan?”
Aku hanya dapat mengangguk, tapi masih sangsi.
“Sip. Kalo gitu, sana belajar lagi.”
Kak Ratna pergi dengan senyum puas.

***
Kelas berakhir pukul 11 siang. Berarti masih ada kesempatan yang panjang buat ngamen. Hari ini memang seedikit beda. Karena kakak-kakak itu hanya mengajar setengah hari biasanya sampai agak siang atau sore.
***
Pukul 17.00 WIB.
“Baru pulang, Mo?”
“Iya, Mak.”
“Yaudah cepet mandi sono. Habis itu, elu makan dah. Hari ini Emak masak makanan kesukaanelu Mo. Semur jengkol,” kata Emak begitu girang dan bangganya bisa memasakkan makanan kesukaanku.
“Lagi banyak duit ye, Mak?”
“Kagakjuga. Hari ini, cucian lagi banyak. Jadi Emak bisa nyisihin sedikit buat beli jengkol. Udah sono cepetan mandi.”
Emak, Emak. Amo ngrasa jadi orang paling beruntung di dunia ini karena ada Emak. Meskipun kondisi kesusahan, beliau nggak pernah mau ngeluh.
Emak hanya seorang buruh cuci. Bayarannya tidak seberapa, dan tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan kami di Jakarta ini.
Emak tidak pernah melarangku untuk mengamen, tapi setiap sholat malam, Emak selalu menangis karena tidak tega meihatku harus kerja banting tulang membantunya.
“Mo, besok kan adek lu rapotan, trus kalau nilainya dia bagus-bagus gimana, Mo?”
“Kalau nilainya bagus ya Alhamdulillah, Mak.”
“Bukan itu Mo maksud Emak.”
“Trus?”
“Ya kan lu tau, adek lu selalu juara di kelas, dan selama dia juara, Emak belum pernah sekalipunngasih dia hadiah. Emak kasihan, Mo. Askipernahcerita, temen-temennya banyak yang dapet hadiah meskipun cuman rangking 2 atau 3,” raut muka Emak sedikit merana dibawah temaram lampu teplok gubuk kami.
Memang dari dulu, Aski, adik perempuanku jauh lebih pintar dariku. Dia selalu ranking satu semenjak kelas 1. Dan ini calon tahun ketiganya untuk meraih juara kelas lagi.
“Gimana ye, Mak? Amo juga bingung. Emangnya Aski kapan Mak pulang dari asrama?”
“Besok, Mo. Besok Mak mau jemput dia di stasiun. Lu mau ikut?”
“Eh, nggak deh, Mak. Amo sibuk. Hehehe.”
“Et dah. Gaya-gayaan lu pake sibuk segala,” Emak mengulum senyum mendengar candaku.
“Mak, besok Amo usahain deh, buat beli hadiah buat adek.”
“Ah, kagak usah, Mo. Biar Mak aja yang beliin. Kasihan elu. Duitnya lu simpen aje. Lu kan udah kerja keras bantuin Emak dari bapak lu kagak ada dulu. Nanti kalau lu dapet uang, lu tabung baek-baek ye. Kagak usah dikasih Emak. Lagian, sekarang kan adek lu udah dapet beasiswa penuh sampek SMA dari sekolahnya, tinggal di asrama gratis pula, jadi lu kagak usah mikirin lagi buat bantu Emak. Duit ngamen itu, lu tabung buat nanti kalau lu pengen nerusin sekolah lagi.”
Aku terenyuh mendengar kata-kata Emak. Tanpa kusadari, aku meneteskan air mata.
“Amo sayang sama Emak,” kataku menghampiri dan memeluknya.
Emak tak kuasa berkata-kata. Tangisnya pecah, dan beliau hanya mengusap kepalaku dengan penuh sayang.
Dalam dekapan hangat Emak, aku urungkan niatku untuk memberitahunya perihal ajakan Kak Ratna.
***
Siang ini, aku bertekad mencari uang yang banyak buat Emak sama Aski yang mau pulang. Pokoknya harus dapet banyak hari ini.
Sebenarnya sayang juga harus bekerja di hari ini. Tawaran pergi bersama Kak Ratna terlalu menggiurkan sebenarnya. Ah, tapi sudahlah.
“Amo!”
“Eh, Kak Ratna. Ngapain disini, Kak?”
“Kamu ini, kan kita udah janjian mau pergi hari ini. Lupa, ya?”
“Eh, nggak kok, Kak. Cuman, Amo hari ini mau nyari uang lebih buat beli hadiah. Aski mau pulang, Kak.”
Kak Ratna mengangguk-angguk mengerti.
“Oh, gitu. Tapi, kamu kan bisa dateng dulu ke rumah singgah. Kasih kabar. Kak Ratna sampek nyari dirumah tadi.”
“Eh, ma’af, Kak.”
Siang itu Kak Ratna dengan sukarela berpanas-panas ria demi membantuku mengamen. Dia memang salah satu kakak yang paling kusuka. Selain orangnya sangat ramah, ia juga pandai menyesuaikan diri dengan lingkungan, tanpa merubah karakternya sebagai gadis tegas dan pemberani.
Ah, Kak Ratna, semoga dimasa depan, Aski bisa jadi orang seperti kakak.
Hari ini kuputuskan buat menjelajah sebanyak mungkin lampu merah. Kak Ratna dengan lagkah cekatan, menjajariku saat kendaraan sudah mulai berhenti. Suaranya cukup bagus juga ternyata.
Aku hanya tersenyum-senyum saja melihat tingkah Kak Ratna. Ia seperti menemukan sesuatu yang belum pernah ia lakukan sebelumnya.
***
“Semangat amat Mo ngamennya.”
“Iya, Toy. Hari ini Aski pulang dari sekolahnya di Semarang. Emak gue nanti mau jemput dia ke stasiun. Gue mau nyarii uang yang banyak buat ngasih dia hadiah,” kataku sumringah.
Kak Ratna sedang membeli minuman pada tukang asongan yang biasa mengasong di perempatan lampu merah ini. Ia tersenyum mendengar perkataanku pada Otoy.
“Ceileh. Okedeh, nanti gue bantuin. Adek lu kan udah gua anggep kayak adek gue sendiri.”
Thank you, Toy. Lu emang sahabat terbaik gue,” Aku terharu mendengar kata-kata Otoy.
Tak lama kemudian, aku melanjutkan ngamen. Sedangkan Kak Ratna, ia tiba-tiba harus kembali ke kampus karena ada tugas.
Jadilah aku dan Otoy ngamen berdua. Dan tak lama kemudian Otoy memustuskan untuk mengamen ke perempatan lampu merah yang lain, untuk mendapatkan hasil yang lebih banyak.
“Mo, gue kesana dulu. Baek-baek lo disini. Semoga dapet duit yang banyak.”
“Aamiin.”
Aku segera merapat kearah mobil yang sedang berhenti karena lampu jalan sudah agak lama menyala merah.
Sekolah aku tak punya biaya...
“Makasih, Om.”
Aku yang dulu bukanlah yang sekarang, dulu...
Aku berusaha menepi saat tiba-tiba lampu berubah hijau dan kendaraan mulai merayap, bahkan sudah memacu kendaraan mereka begitu kencang.
Ciitt...
Sedan hitam itu melaju sangat cepat padahal aku sudah dipinggir jalan. Sesaat kemudian aku mendengar teriakan Emak.
Ciiittt...Brakk...
“Amoooo.........!!!!!”